Untuk info seminar dan mengundang sebagai pembicara seminar hubungi 021-7364885 atau via email: jarotwj@yahoo.com

Jumat, 16 Juli 2010

KUMBANG BADAK

Keberhasilan dipengaruhi cukup tinggi oleh intrapersonal inteligence. Intrapersonal inteligence memiliki dua bagian: Pertama, self control, yaitu bagaimana orang mengelola emosinya. Kedua, self image atau gambar diri, yaitu bagaimana orang menilai dirinya. Orang yang memiliki gambar diri yang baik adalah orang yang berfikir bahwa saya bisa. Untuk menanam pada anak supaya dia bisa maka kita perlu melatihnya. Tetapi berfikir bahwa saya bisa itu penting. Banyak orang berfikir tidak bisa bukan karena tidak bisa, tetapi karena dia berfikir tidak bisa.

Kumbang badak adalah serangga dengan badan yang besar, dengan cangkang sayap yang tebal, dan sayap halusnya sangat kecil dan pendek. Kalau dianalisa secara ilmu aerodinamika, mungkin sulit dimengerti bahwa kumbang badak dengan bentuk tubuh yang seperti itu bisa terbang. Tetapi untung kumbang badak tidak pernah belajar ilmu aerodinamika. Kalau dia belajar aerodinamika dia akan berfikir bahwa dia tidak bisa terbang dan dia tidak akan pernah bisa terbang. Kumbang badak tidak pernah belajar ilmu aerodinamika. Dia melihat bapaknya terbang, melihat ibunya terbang, lalu dia mencoba terbang, dan dia bisa terbang. Dia melihat bapaknya yang gemuk, badannya besar, menggerakkan sayapnya yang kecil dan dia bisa terbang, maka dia pun hanya mengikuti menggerakkan sayapnya dan dia pun terbang.

Jadi berpikir bahwa bisa itu penting. Saya berikan satu contoh yang lain. Lomba lari 1 mil adalah perlombaan yang banyak menjadi perhatian orang. Dulu, selama bertahun-tahun orang tidak bisa berlari sejauh 1 mil dalam waktu kurang dari 4 menit. Karena itu, banyak ahli-ahli olahraga, ahli-ahli ergonomi yang mengatakan bahwa memang dengan kaki manusia yang panjangnya dengan segala perhitungannya yang rumit maka tidak bisa lari kurang dari 4 menit. Dan ahli-ahli ini termasuk menjadi penasehat para olahragawan.

Tetapi pada tahun 1954 ada seorang mahasiswa bernama George Banister yang tidak memperdulikan pendapat dan teori para ahli. Dia berlari dalam jarak 1 mil kurang dari 4 menit. Hari ini sudah lebih dari 336 orang lain yang memecahkan rekornya George Banister. Orang mulai bisa berlari 1 mil kurang dari 4 menit, ketika mereka berfikir bisa. Ketika berfikir bisa maka orang menjadi bisa. Banyak orang tidak bisa melakukan apa-apa karena orang membatasi pikiran mereka. Saat pikiran yang membatasi itu dicabut dari pikiran mereka, maka mereka bisa melakukannya.

Saya mengenal orang yang sebenarnya pandai tapi hidupnya tidaklah sukses. Saat saya berbincang-bincang dengan mereka, saya tahu apa yang membatasi mereka. Saya mendapati bahwa mereka memakai kepandaiannya justru untuk membuktikan kenapa mereka tidak bisa melakukan ini dan itu. Jadi kepandaiannya dipakai bukan untuk memajukan diri, melakukan terobosan-terobosan, atau mencari kemungkinan-kemungkinan baru, tetapi malah kepandaiannya dipakai untuk membuktikan dan menjelaskan dengan dalil dan teori mengapa mereka gagal.

Jadi cukup penting untuk merestorasi dan memperbaharui pikiran kita, bahwa kita sebenarnya diciptakan Tuhan dengan kemampuan yang luar biasa. Kalau kita berfikir bisa maka menjadi bisa. Kalau gagal katakan saja belum berhasil, lalu coba lagi, coba lagi, maka akhirnya menjadi bisa. Para juara adalah orang-orang yang berfikir seperti itu, mereka terus berlatih dan berlatih. Mereka gagal tidak hanya sekali, bisa puluhan kali bahkan ratusan kali, tetapi mereka terus mencoba sampai akhirnya bisa.

Berfikir bisa adalah bagian dari intrapersonal inteligence. Latih dirimu bahwa kamu bisa. Latih juga anakmu untuk berpikir bahwa dia bisa. Latihlah dengan cara memberikan target-target yang bisa dicapai. Target-target kecil yang bisa menghasilkan kemenanga-kemenangan kecil yang bisa membangun keyakinannya bahwa ia bisa melakukan sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar