Supaya anak berhasil kita harus memperhatikan kecerdasan emosi dan kecerdasan spritual, karena itulah yang menentukan 80% keberhasilan mereka.
Orang yang berhasil dagang, bukan yang ahli matematika ekonomi, tapi yang temannya banyak. Mereka yang menang Pilkada, bukan yang ahli sosiologi atau ahli politik, tapi yang banyak temannya, luas pergaulannya. Untuk mendapat kredit dari bank, tidak dibutuhkan indeks prestasi yang tinggi, tapi pandai me-lobby, pandai bergaul, dan bersosialisasi.
Untuk berhasil menikah bahagia tidak dibutuhkan ilmu pendidikan, ilmu psikologi, atau yang nem-nya tinggi. Orang pintar menikah dengan orang pintar sering justru kalau mereka bertengkar dalilnya banyak dan tidak selesai-selesai. Ahli agama menikah dengan ahli agama apakah tentu pernikahannya bahagia? Belum tentu, karena kalau mereka bertengkar, ayatnya banyak dan susah untuk didamaikan. Untuk berhasil dalam keluarga sekalipun, seperti menikah dan bahagia, tidak cukup hanya pandai, tetapi yang hatinya baik.
Maka jelas, sederhana sekali, bahwa sebuah keberhasilan ditentukan lebih banyak oleh kecerdasan hati dan kecerdasan spritual.
Jika konsentrasi kita sebagai pendidik dan orangtua supaya anak-anak kita berhasil, maka sepatutnyalah kita memberikan porsi dan perhatian pada kecerdasan hati dan kecerdasan spiritual ini. Orangtua tidak selesai dan tidak hanya cukup menyekolahkan anaknya, lalu berarti dia sudah mendidik anak. Karena sekolah tentunya hanya mempengaruhi kecerdasan intelektual atau IQ yang mempengaruhi 20% keberhasilannya. Maka justru yang mempengaruhi kecerdasan hati, kecerdasan spiritual adalah lingkungan keluarga, karena itu justru orangtua punya peran yang lebih untuk keberhasilan anak.
Orangtua perlu memperhatikan apa yang ditonton anak, siapa temannya, apa yang dibaca, kalau buka komputer belum tentu dia belajar, mungkin dia buka website, coba perhatikan situs-situs apa yang dia buka. Apakah hal-hal yang membuat dia baik, atau justru pornografi atau hal-hal buruk lainnya. Keberhasilan dipengaruhi oleh kecerdasan emosi dan spritual. Orangtua yang bijak adalah orangtua yang tahu bahwa mendidik anaknya di dalam rumah, dalam keluarganya, sebagai hal yang penting.
Orang yang berhasil dagang, bukan yang ahli matematika ekonomi, tapi yang temannya banyak. Mereka yang menang Pilkada, bukan yang ahli sosiologi atau ahli politik, tapi yang banyak temannya, luas pergaulannya. Untuk mendapat kredit dari bank, tidak dibutuhkan indeks prestasi yang tinggi, tapi pandai me-lobby, pandai bergaul, dan bersosialisasi.
Untuk berhasil menikah bahagia tidak dibutuhkan ilmu pendidikan, ilmu psikologi, atau yang nem-nya tinggi. Orang pintar menikah dengan orang pintar sering justru kalau mereka bertengkar dalilnya banyak dan tidak selesai-selesai. Ahli agama menikah dengan ahli agama apakah tentu pernikahannya bahagia? Belum tentu, karena kalau mereka bertengkar, ayatnya banyak dan susah untuk didamaikan. Untuk berhasil dalam keluarga sekalipun, seperti menikah dan bahagia, tidak cukup hanya pandai, tetapi yang hatinya baik.
Maka jelas, sederhana sekali, bahwa sebuah keberhasilan ditentukan lebih banyak oleh kecerdasan hati dan kecerdasan spritual.
Jika konsentrasi kita sebagai pendidik dan orangtua supaya anak-anak kita berhasil, maka sepatutnyalah kita memberikan porsi dan perhatian pada kecerdasan hati dan kecerdasan spiritual ini. Orangtua tidak selesai dan tidak hanya cukup menyekolahkan anaknya, lalu berarti dia sudah mendidik anak. Karena sekolah tentunya hanya mempengaruhi kecerdasan intelektual atau IQ yang mempengaruhi 20% keberhasilannya. Maka justru yang mempengaruhi kecerdasan hati, kecerdasan spiritual adalah lingkungan keluarga, karena itu justru orangtua punya peran yang lebih untuk keberhasilan anak.
Orangtua perlu memperhatikan apa yang ditonton anak, siapa temannya, apa yang dibaca, kalau buka komputer belum tentu dia belajar, mungkin dia buka website, coba perhatikan situs-situs apa yang dia buka. Apakah hal-hal yang membuat dia baik, atau justru pornografi atau hal-hal buruk lainnya. Keberhasilan dipengaruhi oleh kecerdasan emosi dan spritual. Orangtua yang bijak adalah orangtua yang tahu bahwa mendidik anaknya di dalam rumah, dalam keluarganya, sebagai hal yang penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar