Untuk info seminar dan mengundang sebagai pembicara seminar hubungi 021-7364885 atau via email: jarotwj@yahoo.com

Sabtu, 04 Desember 2010

JUJUR


Untuk sukses dalam jangka panjang, orang perlu memiliki integritas. Bagian penting dari integritas adalah kejujuran. Namun sering justru inilah yang membuat orang kesulitan, karena ia tidak memiliki kejujuran. Manusia adalah mahluk yang paling pandai mencari pembenaran untuk menenangkan perasaan hatinya. Namun jika hidup dalam bayang-bayang alasan dalam pembenaran semu dalam benaknya, maka yang terjadi adalah ketidak-puasan hidup dan miskin akan pencapaian. Begitu ada hal yang tidak berjalan, begitu mengalami kegagalan, begitu mengalami hal yang tidak menyenangkan diri, maka pikiran manusia mulai mencari alasan dan pembenaran untuk menghibur diri. Dan itu sebenarnya adalah sebuah kebohongan.

Ada orang yang berkata,”Pantas saja dia berhasil, dia banyak relasi, dia punya teman dan dia punya modal, tapi saya tidak. Saya sudah mencoba dari awal. Memang saya tidak bisa. Ini bukan jalan hidup saya. Ini memang takdir saya.” Yang lain lagi berkata,”Ah, yang lain juga korupsi, saya tidak seberapa dibanding dengan rekan sejawat saya.” Ada juga yang bilang,”Yach..selingkuh itu indah asal tidak ketahuan, kalau ketahuan namanya nasib, atau saya nikahi saja dia toh tidak dilarang”. Dan memang banyak tokoh-tokoh yang melakukan poligami. “Hidup di zaman ini, kalau lurus-lurus saja sulit berhasil untuk hidup senang.”

Alasan-alasan tersebut di atas sering disampaikan orang sebagai pembenaran atas pencapaian yang gagal, atau sebagai pembenaran atas apa yang ia lakukan. Padahal kalau manusia mau jujur, bukan itu alasan yang sebenarnya. Manusia bisa meningkatkan integritasnya jika ia mau belajar untuk mendengar suara hatinya. Kejujuran akan muncul di dalam hati nuraninya. Ambil saat teduh, berdiam diri, maka akan ada kejujuran yang berasal dari hati nurani. Setiap orang memiliki suara hati nurani yang terwujud dalam bentuk kegelisahan saat ia berbuat yang tidak benar. Dan ini harusnya dipertajam kepekaannya bukannya dimatikan dengan berkata,”Semua orang juga melakukannya.” Itu namanya membunuh benih integritas. Oleh sebab itu, mulailah jujur dengan diri sendiri. Bangun integritas Anda, karena integritas adalah jalan menuju sukses.

Namun kenyataannya banyak orang yang tidak jujur. Sebenarnya apa yang menghalangi orang untuk bersikap jujur? Karena takut ditolak, takut dimarahi, takut dihukum. Ini wujud dari citra diri yang rusak, bentuk dari tidak mau bertanggung jawab, dan takut menghadapi akibat. Seorang karyawan yang tidak jujur dengan menyembunyikan sebuah informasi karena takut dimarahi, tetapi karena sikapnya itu perusahaan menjadi rugi jauh lebih besar lagi. Ketika suatu saat kesalahannya ketahuan, maka dampaknya akan jauh lebih besar bila dibanding bila ia berkata jujur dari awal.

Adalah jauh lebih baik jika atasan kita tahu kesalahan kita dari kita sendiri daripada atasan tahu dari orang lain. Apalagi orang lain akan menambah-nambahi degan bumbu-bumbu fitnah. Karena itu, walaupun akibatnya dimarahi atau dihukum, tetap lebih baik bila kita jujur daripada melakukan kebohongan. Dengan jujur berarti kita berani bertanggung jawab. Karena sebenarnya atasan, instansi atau perusahaan pada akhirnya akan memahami bahwa semua orang pernah melakukan kesalahan. Dan yang membedakannya adalah, ada orang yang bersalah dan berani bertanggung jawab, ada orang yang bersalah tidak berani bertanggung jawab. Orang yang berbuat salah dan menyembunyikan kesalahannya atau melemparkan kesalahannya kepada orang lain, suatu saat, cepat atau lambat, akhirnya akan ketahuan juga bahwa dia berbuat bersalah. Itu membunuh karirnya dalam jangka panjang.

Apa yang menghalangi Anda untuk jujur? Takut dengan penilaian dan evaluasi dari orang lain? Ini juga bentuk dari sebuah citra diri yang rusak. Karena sebenarnya semua orang pasti pernah berbuat salah. Dengan bertanggung jawab menghadapinya, kita justru akan berhati-hati di kemudian hari. Kita akan belajar dari proses penghakiman, hukuman, atau tanggung jawab yang kita ambil akibat kesalahan yang kita lakukan. Dengan bersikap jujur orang akan keluar sebagai pemenang dari masalah yang ia hadapi. Dengan bersikap jujur maka ia membangun integritasnya. Dengan integritasnya orang akan sukses dalam jangka panjang.

SUARA HATI YANG MURNI

Untuk menjadi sukses orang harus mengambil keputusan dengan tepat. Mengambil keputusan dengan tepat itu namanya bijaksana. Bagaimana bisa menjadi bijaksana orang perlu melatihnya. Saya akan memberikan sebuah kisah berikut ini.

Seorang tukang kayu kehilangan jam tangannya yang sangat berharga ketika ia sedang bekerja. Jamnya hilang di sekitar pembuangan serbuk gergaji. Dia kumpulkan teman-temannya dan semuanya mulai sibuk mencari. Mereka berkeliling dan mengais-ngais untuk mencari jam itu. Jam itu sangat berharga karena pemberian anak tunggalnya sebelum ia mati dalam usia muda. Jam itu begitu berarti dan dia harus menemukannya.

Tetapi setelah sekian lama mencari semua orang tidak berhasil mencarinya, sementara hari sudah beranjak petang dan mulai gelap. Maka teman-teman tukang kayu itu memutuskan untuk berhenti mencari, besok dilanjutkan lagi ketika hari terang. Tetapi laki-laki itu tidak segera pulang, ia masih berusaha mencari sampai akhirnya ia kelelahan dan terduduk lesu.

Seorang anak kecil yang dari tadi memperhatikan tukang kayu itu datang lalu duduk tenang di atas serbuk gergaji. Ia duduk diam dengan tenang bahkan saking tenangnya ia lebih mirip orang yang sedang bersemedi. Tak lama kemudian ia mengais-ngais dan menemukan jam tersebut. Si tukang kayu begitu senang dan terheran-heran.

“Bagaimana kamu sendiri dengan cepat bisamenemukannya, sementara kami beramai-ramai gagal menemukannya?” tanya tukang kayu itu kepada si anak kecil.

Anak kecil menjawab,”Saya duduk dengan tenang di atas gundukan, begitu tenangnya sampai saya bisa mendengarkan bunyi yang begitu pelan, tik-tak-tik-tak dari mesin jam itu pada sebuah arah yang benar.”

Dari kisah ini, kita bisa belajar, untuk menjadi bijaksana kita butuh menyediakan waktu sebentar untuk berdiam diri. Berdiam diri dengan tenang, sampai engkau bisa mendengarkan suara hatimu yang paling dalam. Karena dari suara hati nurani yang paling dalam sering keluar nasihat-nasihat yang murni. Suara-suara yang murni yang sebenarnya suara yang keluar dari pribadi manusia sejati. Dari pribadi yang paling dalam. Karena itu, biasakan mendengarkan hati nurani. Ambil saat teduh setiap hari untuk berbicara dengan hati nuranimu, maka saya yakin engkau akan tumbuh menjadi orang yang bijaksana.

Setiap orang sebenarnya memiliki pondasi kebijaksanaan. Kebijaksanaan menjadi tumpul karena terburu-buru, karena emosi, karena kerakusan, keegoisan, ketakutan, sehingga manusia kehilangan rasionalnya. Kebijaksanaan juga hilang jika terlalu didominasi oleh perasaan. Karena perasaan orang membuat keputusan-keputusan yang terpaksa, ketakutan membuat orang berbuat nekat, atau hal-hal mistis lainnya.

Kebijaksanaan sebenarnya adalah kemampuan seseorang menilai sesuatu secara obyektif. Mengambil keputusan dengan benar, adil dan tepat. Orang yang berkata-kata dengan tepat meredakan orang yang sedang emosi, membangkitkan orang yang patah semangat, memberikan nasihat yang baik, maka ia bisa disebut sebagai orang yang bijak. Kebijaksanaan juga bisa diartikan sebagai kemampuan untuk berkata-kata dengan tepat. Berkata-kata dengan tepat ini tentunya dia obyektif dan adil bahkan memiliki belas kasihan. Semua orang bisa menjadi bijaksana asal dia mau menyediakan waktu untuk tenang, bersat teduh dan mendengarkan suara hati nuraninya. Dengan bijaksana membuat keputusan yang tepat tentunya akan menjadi sukses.

BANKIR TIDAK BISA MENULIS

Ada seorang Yunani yang sedang melamar bekerja di sebuah perusahaan. Pada saat wawancara, pewawancaranya merasa senang dengan kepribadian orang itu dan setuju bila ia bekerja di sana. Namun setelah ditanya ternyata orang itu tidak bisa membaca ataupun menulis. Ia hanya bisa menulis namanya sendiri dan tanda tangan. Padahal pekerjaan yang dibutuhkan adalah tukang ketik. Jadi terpaksa lamarannya ditolak.

Orang itu menjadi sedih karena tidak bisa diterima bekerja di kantor itu. Singkat cerita orang itu pergi ke Amerika dan tinggal di sana. Dalam perantauannya di Amerika ia berusaha dengan keras. Ia mencoba untuk berdagang di pasar, karena berjualan di pasar tidak diperlukan surat menyurat. Dia terus berjualan dan akhirnya ia menjadi seorang pengusaha yang berhasil. Saat ia mulai berhasil, ia mengembangkan usaha perkreditan dan ketika usaha perkreditannya berkembang akhirnya ia mengembangkannya menjadi bank. Dan akhirnya, orang Yunani ini menjadi seorang bankir.

Dalam kesuksesannya sebagai seorang bankir, seorang wartawan mewawancarainya dan menemukan kisahnya bahwa dulu ia tidak bisa membaca dan menulis. Wartawan itu kaget dan berkata,”Wah, bapak ini luar biasa. Tidak bisa membaca dan menulis saja bapak bisa menjadi seorang pengusaha yang sukses, apalagi kalau bapak bisa membaca dan menulis, pasti bapak jauh akan lebih sukses lagi.”

Mendengar pernyataan wartawan itu, ia menggeleng-gelengkan kepalanya lalu berkata,”Tidak, kalau saya bisa membaca dan menulis sejak kecil, maka saya tidak jadi pengusaha, tapi saya hanya akan menjadi seorang tukang ketik.”

Mengapa orang yang tidak bisa membaca dan menulis ini bisa sukses? Ia berhasil karena ia memiliki keuletan dan kegigihan. Ia mau berjuang. Ia tidak mau menyerah dengan kekurangannya. Pendidikan formal memang penting, setiap zaman butuh pendidikan yang lebih tinggi untuk keberhasilan yang sama, tetapi lebih penting lagi adalah kecerdasan emosinya, karakternya, kegigihan, keuletan, ketekunan yang membuat seseorang menjadi berhasil.

Cerita yang lain lagi yang menunjukkan bahwa pendidikan formal itu penting, tetapi lebih penting lagi kemauan yang keras, adalah kisah tentang Demostenes. Demostenes adalah seorang yang gagap. Suatu hari orang tuanya meninggal. Untuk mewarisi harta orang tuanya, maka sesuai dengan tradisi Yunani, calon pewaris harus berbicara di hadapan para dewan kota. Karena Demostenes gagap dan dia tidak berani berbicara, maka hartanya jatuh ke tangan orang lain. Ia sangat sedih dan kecewa karena harta orang tuanya jatuh ke tangan orang lain.

Peristiwa itu membuat Demostenes berusaha keras dan bertekad untuk bisa berbicara di depan umum. Ia mulai berlatih setiap hari di pinggir pantai. Ia terus belajar berteriak sekalipun ia gagap. Dan akhirnya, meskipun ia tidak bisa merebut kembali harta warisan orang tuanya, tetapi dalam buku sejarah Yunani namanya tercantum dalam daftar ahli pidato Yunani.

Orang yang tadinya punya kelemahan, tetapi akhirnya sukses. Karena itu benar apa yang dikatakan orang,”Kalau ada niat pasti ada jalan.” Kelemahan tertentu bisa membuat seseorang menjadi down, tetapi bila kelemahan itu justru memicu niat yang kuat untuk membuktikan bahwa ia mampu, maka ia pasti berhasil.

Di Inggris Nelson adalah seorang pahlawan laut yang besar dan tercantum dalam daftar pahlawan laut yang besar. Mulanya Nelson adalah orang yang tidak bisa mengatasi mabuk laut ketika baru naik kapal. Tetapi ia terus-menerus memaksakan dirinya untuk naik kapal berulang-ulang sampai akhirnya ia menjadi pahlawan di laut.

Sekali lagi, niat yang kuat selalu membuka jalan. Untuk melahirkan generasi yang berhasil, kita perlu mendidik anak-anak untuk memiliki niat yang kuat, memiliki drive, memiliki cita-cita. Orang tua perlu menanamkan cita-cita pada anak, karena akan menimbulkan kemauan yang kuat untuk meraih cita-citanya. Cita-cita itu juga adalah niat yang kuat.

KISAH BALON HITAM

Sukses adalah hak semua orang. Hak semua suku, hak semua bangsa. Sukses adalah hak setiap pribadi. Dan sukses tidak tergantung pada penampilan fisik seseorang, tetapi lebih pada apa yang ada di dalam dirinya. Kalau sukses tergantun pada fisik, maka Tuhan tidak adil, karena Tuhan yang menciptakan fisik. Sukses tergantung pada hati. Orang yang sungguh-sungguh, ulet, jujur dan takut akan Tuhan, yang punya integritas, maka dia bisa sukses, apapun bentuk fisiknya. Kalau sukses tergantung pada hati, maka Tuhan adil. Karena sikap hati ada di tangan kita. Kita punya keputusan dengan hati kita sendiri, apakah kita mau mengampuni atau mau marah, mau rajin atau mau malas, mau ceria atau mau murung. Karena itu perhatikan visimu, hatimu dan bukan terlalu konsentrasi fisikmu. Namun seringkali masa lalu, keluarga, sejarah hidup membuat orang terlalu terpengaruh dengan fisiknya.

Dulu orang kulit hitam di Amerika dipandang rendah, dan mereka pun merasa diri mereka rendah. Hal itu bisa disadari karena pada masa itu orang kulit hitam di sana dijadikan budak. Suatu ketika pada masa itu, ada seorang penjual balon yang sedang menawarkan balonnya kepada anak-anak dan orang-orang yang lewat. Sambil berkata,”Sayang anak, sayang anak, balon bisa terbang,” sambil ia melepaskan sebuah balon yang bisa terbang. Kisah ini terjadi pada masa sebelum zaman Abraham Lincoln naik jadi presiden. Dan pada waktu itu, balon bisa terbang merupakan hal yang luar biasa. Dan ketika contoh balon diterbangkan, maka orang-orang beramai-ramai membeli. Ketika orang mulai sepi ia berseru lagi,”Sayang anak, sayang anak, balon bisa terbang,” sambil iamelepaskan contoh balon yang bisa terbang sekali lagi. Maka orang-orang kembali datang dan membeli balonnya.

Sepanjang atraksi sang tukang balon itu, ada beberapa anak kulit hitam yang memperhatikannya. Dari awal mereka memperhatikan balon yang diterbangkan si tukang balon berwarna putih, warna pink, warna kuning. Mereka terus menunggu kapan balon warna hitam diterbangkan. Tetapi sekali lagi saat si tukang balon melepaskan balon terbang, maka ia melepaskan balon berwarna krem keputih-putihan. Anak-anak itu mulai penasaran. Adik-adiknya mulai bertanya, apakah balon berwarna hitam bisa terbang. Kakaknya menghibur, pasti ada waktunya nanti balon hitam juga bisa terbang. Tetapi sekian lama menunggu, balon hitam tidak diterbangkan juga.

Semakin lama anak-anak kulit hitam itu mulai gelisah. Dan ketika sudah sepi, mereka menghampiri si tukang balon lalu bertanya,”Om, saya mau tanya. Yang hitam bisa terbang nggak, Om?” Untungnya si penjual balon adalah pengikut Abraham Lincoln yang sedang berkampanye untuk menjadi presiden dengan agenda penghapusan sistem perbudakan. Maka si penjual balon yang mengerti apa maksud di balik pertanyaan itu menjawab,”Nak, semua balon ini terbang atau tidak tergantung pada isi di dalamnya. Kalau saya mengisikan hidrogen di dalamnya, maka balon ini pasti bisa terbang, apapun warnanya. Karena warna tidak penting, yang penting isinya.” Setelah berkata demikian ia meraih balon warna hitam yang sudah diisi hidrogen lalu menerbangkannya. “Lihat balon hitam itu juga bisa terbang, bukan?” Maka anak-anak kulit hitam itu bergembira sekali dan mulai berpelukan, ternyata balon hitam juga bisa terbang.

Sama seperti manusia, ia bisa naik bukan tergantung pada fisik atau warna kulitnya, tetapi tergantung pada apa isi orang itu. Berbicara tentang isi orang itu, bukan hanya hal-hal akademik yang dimasukkan ke dalam otaknya. Berbicara tentang isi orang itu, maka yang dimaksud adalah hatinya, karakternya. Kalau dia berhati baik, memiliki integritas, berkarakter, maka pasti, cepat atau lambat, ia sudah berada di jalan menuju sukses.

LAYANG-LAYANG

Orang yang sukses adalah orang yang bisa keluar dari masalah sebagai pemenang. Karena itu kita harus mengisi pikiran kita dengan sikap yang benar terhadap masalah. Sebuah masalah jangan dipandang sebagai masalah, karena bila dipandang sebagai masalah, maka menjadi masalah dan tetap masalah. Tetapi bila kita memandang sebuah masalah sebagai sebuah situasi atau keadaan, maka kita akan melihat masalah adalah sebuah situasi atau keadaan. Keadaan atau situasi ini bisa berubah menjadi tantangan jika kita mau berpikir bahwa saya mau mengubah keadaan ini. Saya akan menghadapi masalah atau keadaan ini, maka masalah telah berubah menjadi sebuah tantangan. Setiap tantangan akan menghasilkan orang yang kalah atau orang yang menang.

Apabila kita tertantang terhadap keadaan ini dan berusaha menyelesaikannya, sekalipun keluar sebagai yang kalah, tetapi selesai dengan baik-baik, maka itu sebenarnya ia sudah keluar sebagai pemenang, menang terhadap masalahnya. Karena menang bukan hanya dalam hal perkaranya, tetapi menang dalam hal menyelesaikan masalah itu sendiri adalah sebuah kemenangan. Dengan demikian, maka masalah berubah menjadi keadaan, keadaan menjadi tantangan, tantangan menjadi peluang, dan peluang menyertakan pemenang. Jadi masalah sebenarnya akan membuat kita menjadi sebuah pemenang.

Masalah juga bisa menjadi berkat. Kita ambil prinsip hujan. Kalau ada awan gelap, ada petir menyambar, ada guntur menggelegar, pasti sebentar lagi akan turun hujan. Apa respon Anda? Ada yang ketakutan bakal begini, bakal begitu. Tetapi yang pasti kalau ada awan akan ada hujan dan hujan dibutuhkan oleh tanah, sebab kalau lama tidak hujan akan ada kekeringan. Jadi setiap kali ada petir, insting kita pasti berpikir akan ada hujan, akan ada air yang kita butuhkan. Sama halnya dengan masalah. Setiap datang masalah, insting apa yang ada dalam benak anda? Kuatir, cemas atau kita berpikir akan ada hujan, akan ada berkat, akan ada sesuatu yang baik di balik masalah itu. Jadi kita bisa memandang masalah sebagai tanda-tanda berkat.

Masalah juga bisa kita pandang sebagai siklus hidup. Kali ini kita pakai prinsip layang-layang. Hidup ini seperti layang-layang. Ada saatnya layang-layang diturunkan, karena akan ada hujan atau hari sudah malam, tetapi bila ia diturunkan bukan berarti ia tidak bisa terbang lagi. Esok dia masih bisa terbang lagi. Yang penting bagi si layang-layang adalah tetap tersambung dengan pemilik layang-layang. Boleh saja ada angin, ada goncangan, bisa saja ia turun, tapi yang penting ia masih tersambung dengan benang dan masih tersambung dengan pemiliknya, maka ia pasti bisa naik lagi. Dalam hidup ini, yang penting kita tetap tersambung dengan pemilik hidup kita. Selama kita tersambung dengan Tuhan yang memberikan hidup kepada kita, dan kita hidup dalam sambungan komunikasi dengan Tuhan, maka saya percaya yang namanya masalah, yang namanya turun, yang namanya keadaan tidak baik, itu hanya sebuah siklus hidup, karena hari menjelang malam, ada saatnya esok hari akan terbit matahari dan layang-layang kembali naik. Jadi masalah bisa kita pandang sebagai siklus, jika ada masalah maka insting kita bisa berkata ini menjelang malam, esok pasti naik lagi. Sebab hidup itu memang ada siklusnya.

Bila kita memandang masalah dengan sikap dan attitude yang benar, maka masalah bukanlah masalah. Masalah adalah keadaan. Masalah adalah tantangan. Masalah adalah peluang sukses. Masalah adalah siklus hidup. Masalah adalah sinyal-sinyal berkat. Itulah prinsip orang-orang yang berhasil.

SEGALA SESUATU MUNGKIN

Orang yang sukses adalah orang yang berpikir bahwa segala sesuatu mungkin, atau tidak ada yang mustahil. Artinya bahwa dalam setiap hal yang ia alami ia selalu berpikir positif, selalu berpikir bahwa segala sesuatu mungkin, bahkan ada hal-hal yang baik yang bisa diambil dari hal-hal yang buruk yang dialami.

Sebuah kisah nyata dari seorang bernama Goris Yanto yang akrab dikenal sebagai sopir bus jurusan Kupang-kapan PP. Profesi ini sudah digelutinya sejak tahun 1970-1982. Ketika jumlah tabungannya mencapai 5 juta, ia nekat membeli sebuah bus bekas. Pria bertubuh besar ini semakin larut dalam pekerjaannya itu. Namun malang tak dapat ditolak ketika bulan Mei tahun 1986, bus yang dikemudikannya masuk jurang.

Goris benar-benar shock. Bus tuanya hancur. Beruntung 20 orang penumpangnya selamat. Tetapi persoalan hidup yang lain segera menyergapnya lantaran ia tidak punya uang untuk membeli bus lagi, sementara bus tuanya sudah hancur dan tidak ada asuransinya. Di sisi lain ia harus segera mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarganya. Baginya pekerjaan sebagai sopir bus adalah andalan satu-satunya yang bisa ia kerjakan untuk menghidupi keluarganya. Di tengah himpitan hidupnya, muncul ide untuk berjualan patung khas Kupang. Kebetulan ia masih memiliki uang 200 ribu.

Ia ingat selama ini ia sering mengantar turis asing untuk berbelanja patung-patung itu di daerah Oesapa, Kupang. Jadi sedikit banyak ia tahu selera para turis tentang patung khas Kupang tersebut. Berbekal 200 ribu itulah ia mulai membeli patung-patung kecil yang kemudian membelokkan keberuntungannya. Itulah awalnya ia memulai bisnis patung yang sekarang memiliki omzet 30-40 juta dalam satu bulan. Bahkan ia memiliki 14 pekerja yang membantunya membuat patung-patung Oesapa.

Dari kisah ini, kita mendapat sebuah inspirasi, bahwa justru sebuah kemalangan, sebuah masalah, justru sering membuat seseorang menemukan peluang bisnis baru. Orang yang bekerja, nyaman, maka tidak terpikir untuk pindah pekerjaan, pindah bagian, pindah kehidupan, pindah jenis pekerjaan. Tetapi ketika keadaan memaksa, justru sering akan melemparkan orang ke tempat yang lebih baik, kalau saja ia bisa berpikir bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Segala sesuatu adalah mungkin. Dalam setiap perkara selalu ada baiknya.

Kisah yang lain lagi saya dapat dari Timor Leste. Pastur Tan
Soei Ie adalah seorang perintis pengkaderan para petani di Dare, Dilli, Timor Leste. Kecintaannya terhadap pertanian membuatnya ingin tetap berkarya dan tetap berhubungan dengan alam, sekaligus memberikan kontribusi yang baik terhadap petani. Pastur Tan berkenalan dengan seorang muridnya yang bernama Suhendro, yang memperkenalkannya pada bisnis pupuk cacing, yang disebut pupuk kascing, pupuk bekas cacing. Berbekal 200 kg cacing Lumbicus Rubelus, Pastur Tan bisa menghasilkan bisa memproduksi 3 ton cacing per bulan dengan pendapatan 40-an juta perbulan.

Segala sesuatu mungkin. Apa saja yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh, maka pasti ada hasilnya. Setiap hal terjadi pasti ada baiknya. Itu adalah pikiran orang sukses. Orang sukses berpikir optimis. Orang sukses berpikir bahwa setiap kejadian, pasti ada sesuatu di balik semua itu. Setiap ada awan, pasti ada hujan, ada hujan pasti ada air yang dibutuhkan. Setiap ada geledek, ada petir, ia tidak takut, ia berpikir positif karena pasti akan datang hujan yang mendatangkan air yang dibutuhkan. Berpikir positif itu, segala sesuatu mungkin harus terus dimiliki untuk menjadi orang sukses.

HAL BURUK DAN HAL BAIK

Orang sukses adalah orang yang memiliki motivasi yang kuat sekali. Masalahnya bagaimana agar kita bisa memiliki motivasi yang kuat. Saya berikan dua tips berikut.

Pertama, bayangkan hal yang terburuk, yang terjelek yang bisa terjadi dalam kehidupan anda. Rasakan betapa sakitnya bila ada dalam keadaan itu. Dan gunakan rasa sakit itu sebagai pemicu motivasi. Contoh, bayangkan seandainya hal buruk ini terjadi. Anda berumur 50 tahun, terserang stroke, anak masih kecil-kecil, tidak bisa bekerja lagi, istri yang cantik terpaksa bekerja di luar rumah. Anda hidup di kursi roda dalam kelumpuhanmu dan istrimu sering pulang malam karena harus mencari nafkah. Seandainya istrimu tidak selingkuh pun, engkau akan dihantui kecemburuan bahwa dia selingkuh. Engkau akan marah-marah dengan istrimu, cemburu dan penyakitmu bertambah parah. Engkau semakin menderita. Sanggupkah engkau mengalami hal semacam itu? Jika engkau membayangkan hal yang buruk itu dan engkau tidak sanggup menghadapinya, maka gunakan itu sebagai motivasi. Mulai sekarang saya akan makan yang sehat. Berhenti merokok, olahraga dan istirahat teratur, supaya saya tidak kena stroke pada usia yang kelima puluh. Bacalah buku-buku, hadirilah seminar tentang pola makan sehat, supaya engkau tahu menu yang sehat, hal-hal yang beracun, yang menimbulkan kanker atau stroke, supaya engkau mengerti dan menghindari hal itu. Engkau bisa memperpanjang umurmu atau memperpendek umurmu, pilihan itu ada di tanganmu. Hanya pikirkan hal yang terburuk itu untuk memotivasi hidupmu.

Kedua, bayangkan hal-hal baik untuk menambah motivasi. Misalnya, engkau bisa membayangkan sudah berumur lima puluh tahun. Engkau masih segar-bugar. Engkau masih bisa bekerja. Anak-anak sekolah di tempat yang baik. Istrimu bahagia dan setia. Ada waktu untuk bercengkerama di rumah ketika anak-anak usia remaja mereka butuh pendampingan. Hal yang terbaik ini juga bisa dibayangkan untuk memberikan motivasi dan menambah semangat memiliki pola hidup sehat.

Hal yang lain juga bisa kita bayangkan yang berhubungan dengan ekonomi. Engkau mengalami kebangkruta, mengalami PHK, atau hal-hal terburuk yang bisa terjadi, lalu gunakan hal itu untuk memotivasi bahwa saya tidak mau mengalami hal itu. Supaya itu tidak terjadi pada saya, apa yang harus kita lakukan. Bayangkan juga hal yang baik, lalu gunakan itu sebagai motivasi.

Bagi orang sukses, hal baik atau hal buruk keduanya sama-sama berdampak memberi motivasi. Bagi seorang pecundang hal-hal buruk membuat ia patah semangat, hal-hal yang baik membuat ia malas, merasa aman dan tidak berbuat apa-apa. Sehingga suatu saat ketika ada kejutan oleh hal buruk, maka hidupnya jadi berantakan. Jadi biasakan memilik attitude sukses untuk menjadi orang sukses.

MOTIVASI KUAT

Untuk menjadi sukses seseorang harus memiliki motivasi yang kuat sekali, sehingga ia mau melakukan apa saja dan mengerahkan segenap kemampuannya. Hanya saja, tidak banyak orang dalam kondisi yang begitu menggebu-gebu untuk mengerahkan segala kemampuan dirinya, padahal sebenarnya semua orang memiliki kemampuan yang lebih besar yang ia keluarkan selama ini, namun ia tidak mengerahkan semua kemampuan yang ia miliki.

Saya berikan contoh praktis. Misalnya, banyak orang yang tidak bisa melompati pagar setinggi satu meter. Tetapi coba ketika ia dikejar anjing besar yang galak, ia akan mengerahkan segenap kekuatannya untuk melompati pagar setinggi satu meter, bahkan mungkin pagar setinggi satu setengah meterpun bisa ia lompati. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena muncul kemauan yang kuat sekali. Ia tidak mau digigit anjing sia-sia. Maka ia lari sekencang-kencangnya dan melompat sekuat tenaga.

Ada sebuah kisah dari sebuah rumah sakit yang kebakaran. Dan seorang pasien yang sudah lama duduk di kursi roda. Ketika peristiwa itu terjadi, ia sedang berbaring. Dan ketika ia menyadari adanya bahaya, tiba-tiba ia berdiri lalu berjalan keluar. Mengapa itu pun bisa terjadi? Karena muncul kemauan yang kuat sekali. Ia tidak mau mati terbakar di rumah sakit dengan sia-sia.

Ketika muncul keinginan yang kuat, dan orang mengerahkan segenap kemampuan dan kekuatannya, maka ternyata orang menjadi mampu melakukan apa yang tadinya tidak mampu ia lakukan. Sebenarnya untuk menjadi sukses, orang harus mengerahkan segenap kemampuannya. Orang bisa membuat hal itu secara sadar atau melatih dan terus melatih untuk memiliki semangat yang menggebu-gebu.

Dalam bisnis sering ada persaingan justru memicu pertumbuhan. Karena ketika ada persaingan, orang menjadi bersemangat. Jangan sampai kita menjadi mati, jangan sampai kita jadi tutup dan bangkrut. Mereka bikin harga murah, kita juga harus bikin harga murah. Mereka bikin hal yang baik, kita harus melakukan lebih baik lagi. Ketika muncul persaingan maka muncul juga daya juang. Orang mulai memperbaiki mutu, memperbaiki produksi, memperbaiki pelayanan, maka saat muncul keinginan-keinginan untuk bertahan orang akan berjuang lebih keras lagi. Tetapi coba ketika tidak ada persaingan, orang akan tenang-tenang saja. Lalu tiba-tiba muncul persaingan yang jauh lebih kuat kita tidak siap.

Jadi sebenarnya ketika ada hal-hal yang tidak baik, yang menkhawatirkan, yang mencemaskan, yang menakutkan, ada hal-hal yang menyakitkan, seharusnya bagi orang yang mau sukses menggunakan itu sebagai pemicu untuk memunculkan daya juang atau daya dorong hidup.

Ketika orang sampai pada tahap ”Saya harus melakukan apa saja” maka dia mulai bergerak. Dan sungguh luar biasa hasilnya. Sering orang menjumpai jalan keluar. Begitu ada niat, ada jalan keluar. Begitu ada usaha, ada jalan keluar. Hanya saja, banyak orang yang tidak bisa melakukan itu. Begitu ada masalah, ia langsung stress, down, mengeluh, kesana-kemari, hilang semangat dan daya juangnya, bangkrut, sakit bahkan mati.

Jadi beda orang sukses dan tidak, sebenarnya terletak pada perbedaan reaksi. Orang yang sukses adalah orang yang bisa bereaksi positif. Menggunakan masalah yang ada untuk memunculkan daya juang, semangat yang menggebu-gebu, maka pasti seseorang pasti sukses. Sebab masalah pasti ada, tetapi bila reaksinya tepat, membuat orang menjadi sukses.

LINGKUNGAN POSITIF

Untuk menjadi sukses, orang perlu memiliki karakter dan sikap-sikap yang positif. Sikap yang positif tidak turun dari langit, tidak dibawa sejak lahir, tetapi bisa dipengaruhi oleh lingkungan. Perhatikan betul hal ini. Carilah lingkungan, sahabat, orang-orang yang memiliki pikiran positif.

Ada sebuah kisah dari Harold Abbot. Dia tinggal di West Dougherty Street di Web City. Ia bercerita bahwa suatu ketika ia sedang sedih sekali, karena ia baru saja mengalami kebangkrutan usaha. Semua miliknya habis. Tokonya ditutup polisi. Ia sendiri sedang mengalami penyidikan, fitnahan, cercaan, dan ia tidak sanggup mendengar gunjingan orang mengenai apa yang ia lakukan. Ia merasa sedang mengalami kekalahan total. Kemudian ia berpikir untuk pindah ke Kansas City dan mencoba mencari pekerjaan yang baru di sana.

Dalam keputus-asaannya dia pun berangkat menuju kota itu. Ketika dalam perjalanan ia melihat seseorang sedang menyeberang jalan. Orang itu tidak memiliki kaki. Ia duduk di atas sepotong kayu yang diberi roda dari bekas sepatu roda. Ia melaju sendirian dengan ‘kereta’ buatannya tadi dengan cara mendorongnya dengan kedua tangannya. Yang luar biasa menarik hati Harold Abbot saat ia berjumpa dengan orang itu, ia tersenyum, matanya bebinar-binar, wajahnya berseri, menampakkan kebahagiaan, sekalipun keadaan fisiknya seolah tidak mendukung hal itu.

Orang cacat itu menyapa Harold dengan sapaan yang ceria,”Selamat pagi, Pak. Bukankah hari ini hari yang cerah.” Lalu Harold mengamati orang yang cacat tadi dan menemukan bahwa betapa orang yang cacat tadi sangat kaya dalam hatinya. Ia tanpa kaki, namun begitu bergairah. Memandang hari itu hari yang baik. Wajah berseri-seri, mata berbinar-binar.

Kemudian Harold berkata dalam hatinya,”Saya menyadari betapa saya sebenarnya jauh lebih kaya daripada orang tadi. Saya punya kedua kaki. Saya dapat berjalan. Saya merasa malu dengan diri saya sendiri yang selalu minta dikasihani. Kemana saya pergi, saya selalu bercerita tentang kesusahan saya, kebangkrutan usaha saya, segala kepahitan hati saya, padahal saya punya lebih dibanding orang yang tidak punya kaki itu. Sudah sepantasnya kalau saya juga bisa bersyukur, menatap hari dengan baik. Mata hati saya kini terbuka. Kalau tadinya saya berpikir akan ke Kansas City untuk mencoba mendapatkan pekerjaan, maka sekarang saya yakin saya ke Kansas City pasti mendapatkan pekerjaan.”

Dari kisah tadi kita bisa menemukan bahwa orang yang optimis, mendapat sesuatu yang positif, lalu timbul sikap yang positif dan mengambil tindakan yang positif dan akhirnya mendapatkan apa yang ia harapkan.

Harold Abbot meneruskan ceritanya bahwa setelah ia sukses mendapatkan pekerjaan di Kansas City, maka ia menuliskan kata-kata dalam cermin di kamarnya, “Hatiku sedih, karena aku tidak punya sepatu, tetapi sesampai di jalan aku berjumpa dengan orang yang tidak punya kaki.” Ia menuliskan itu supaya dia ingat, bahwa sebenarnya yang dia punya, kaki tanpa sepatu pun masih jauh lebih baik. Hal itu membuat dia ingat sebuah peristiwa yang mengubah sikap hidupnya, yang awalnya selalu bersikap negatif, mengeluh, bersikap negatif, karena pengalaman gagal yang ia alami, menjadi sebuah attitude sikap yang positif yang membuat ia sukses pada langkah-langkah selanjutnya.