Untuk info seminar dan mengundang sebagai pembicara seminar hubungi 021-7364885 atau via email: jarotwj@yahoo.com

Sabtu, 04 Desember 2010

LINGKUNGAN POSITIF

Untuk menjadi sukses, orang perlu memiliki karakter dan sikap-sikap yang positif. Sikap yang positif tidak turun dari langit, tidak dibawa sejak lahir, tetapi bisa dipengaruhi oleh lingkungan. Perhatikan betul hal ini. Carilah lingkungan, sahabat, orang-orang yang memiliki pikiran positif.

Ada sebuah kisah dari Harold Abbot. Dia tinggal di West Dougherty Street di Web City. Ia bercerita bahwa suatu ketika ia sedang sedih sekali, karena ia baru saja mengalami kebangkrutan usaha. Semua miliknya habis. Tokonya ditutup polisi. Ia sendiri sedang mengalami penyidikan, fitnahan, cercaan, dan ia tidak sanggup mendengar gunjingan orang mengenai apa yang ia lakukan. Ia merasa sedang mengalami kekalahan total. Kemudian ia berpikir untuk pindah ke Kansas City dan mencoba mencari pekerjaan yang baru di sana.

Dalam keputus-asaannya dia pun berangkat menuju kota itu. Ketika dalam perjalanan ia melihat seseorang sedang menyeberang jalan. Orang itu tidak memiliki kaki. Ia duduk di atas sepotong kayu yang diberi roda dari bekas sepatu roda. Ia melaju sendirian dengan ‘kereta’ buatannya tadi dengan cara mendorongnya dengan kedua tangannya. Yang luar biasa menarik hati Harold Abbot saat ia berjumpa dengan orang itu, ia tersenyum, matanya bebinar-binar, wajahnya berseri, menampakkan kebahagiaan, sekalipun keadaan fisiknya seolah tidak mendukung hal itu.

Orang cacat itu menyapa Harold dengan sapaan yang ceria,”Selamat pagi, Pak. Bukankah hari ini hari yang cerah.” Lalu Harold mengamati orang yang cacat tadi dan menemukan bahwa betapa orang yang cacat tadi sangat kaya dalam hatinya. Ia tanpa kaki, namun begitu bergairah. Memandang hari itu hari yang baik. Wajah berseri-seri, mata berbinar-binar.

Kemudian Harold berkata dalam hatinya,”Saya menyadari betapa saya sebenarnya jauh lebih kaya daripada orang tadi. Saya punya kedua kaki. Saya dapat berjalan. Saya merasa malu dengan diri saya sendiri yang selalu minta dikasihani. Kemana saya pergi, saya selalu bercerita tentang kesusahan saya, kebangkrutan usaha saya, segala kepahitan hati saya, padahal saya punya lebih dibanding orang yang tidak punya kaki itu. Sudah sepantasnya kalau saya juga bisa bersyukur, menatap hari dengan baik. Mata hati saya kini terbuka. Kalau tadinya saya berpikir akan ke Kansas City untuk mencoba mendapatkan pekerjaan, maka sekarang saya yakin saya ke Kansas City pasti mendapatkan pekerjaan.”

Dari kisah tadi kita bisa menemukan bahwa orang yang optimis, mendapat sesuatu yang positif, lalu timbul sikap yang positif dan mengambil tindakan yang positif dan akhirnya mendapatkan apa yang ia harapkan.

Harold Abbot meneruskan ceritanya bahwa setelah ia sukses mendapatkan pekerjaan di Kansas City, maka ia menuliskan kata-kata dalam cermin di kamarnya, “Hatiku sedih, karena aku tidak punya sepatu, tetapi sesampai di jalan aku berjumpa dengan orang yang tidak punya kaki.” Ia menuliskan itu supaya dia ingat, bahwa sebenarnya yang dia punya, kaki tanpa sepatu pun masih jauh lebih baik. Hal itu membuat dia ingat sebuah peristiwa yang mengubah sikap hidupnya, yang awalnya selalu bersikap negatif, mengeluh, bersikap negatif, karena pengalaman gagal yang ia alami, menjadi sebuah attitude sikap yang positif yang membuat ia sukses pada langkah-langkah selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar