Orang yang sukses harus memiliki jiwa kepemimpinan. Tetapi jiwa kepemimpinan tidak turun dari langit atau datang begitu saja. Jiwa kepemimpinan bisa dilatih. Bagaimana cara melatihnya? Setiap kali ada kesempatan untuk bertanggung jawab, untuk tampil, ambilah kesempatan itu. Bila ada kesempatan untuk maju, ambil kesempatan itu.
Beberapa belas tahun yang lalu kami pergi bersama rombongan ke Aceh, untuk melakukan kegiatan sosial di sana. Pada waktu itu Aceh sedang bertikai dengan pasukan GAM. Ketika kami bersama rombongan dengan beberapa mobil beriringan memasuki perbatasan yang cukup rawan. Kami semua diminta turun lalu disuruh menunjukkan KTP dan mobil diperiksa dengan ketat, maka penjaga mulai bertanya,”Siapakah pemimpin rombongannya?” Saya mulai melihat gelagat yang unik. Sesama teman kami saling menunjuk. Pada saat itulah saya maju ke depan dan berkata,”Saya pemimpinnya. Saya ketua rombongannya.” Kemudian saya diminta masuk ke dalam ruangan kantor pos penjagaan untuk diwawancarai atau diinterogasi cukup lama, sementara yang lain menunggu di luar sambil ngobrol atau duduk-duduk di bawah pohon. Kira-kira 30 menit kemudian saya diminta meninggalkan KTP dan dipersilahkan melanjutkan perjalanan dengan pesan agar kami berhati-hati.
Hal semacam itu sering saya lakukan ketika berada di lapangan melakukan kegiatan sosial atau kegiatan lainnya, sehingga dengan sendirinya membuat teman-teman atau orang-orang mengangkat saya sebagai pemimpin. Dan saya mau katakan bahwa pemimpin bisa muncul di lapangan. Pemimpin itu muncul dimana orang-orang membutuhkan kepemimpinan seseorang. Wujud dari seorang pemimpin adalah berani memimpin, berani bertanggung jawab. Tanpa sadar ketika hidup ini berjalan, tanpa sadar orang melihat, menilai dan mereka mengangkat kita sebagai pemimpin. Karena itu saya punya pesan sederhana, kalau anda ingin sukses, mau menjadi pemimpin, ambilah tanggung jawab dan beranilah untuk bertanggung jawab.
Beberapa waktu yang lalu saya reuni dengan sesama alumni di IPB, karena saya dulu kuliah di IPB. Cukup menarik mengamati mereka dalam reuni itu, siapa saja yang sekarang ini berhasil menduduki posisi-posisi yang bagus entah itu di perusahaan, di yayasan, di partai atau di lembaga lainnya. Maka mereka yang berhasil adalah mereka yang dulu aktif dalam kegiatan-kegiatan di kampus, seperti Menwa, HMI, Persekutuan Kampus, kegiatan sosial atau olahraga lainnya. Siapa yang berhasil ternyata bukan mereka yang IP-nya tinggi, nilainya bagus secara akademis, tetapi mereka yang sejak muda sudah terbiasa bergaul dan memimpin. Terbiasa dalam kegiatan-kegiatan seperti itu membuat jiwa kepemimpinan itu tumbuh. Jiwa bertanggung jawab itu tumbuh. Dan itu ternyata lebih dipakai dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang pekerjaan.
Banyak orang-orang yang pandai dengan nilai-nilai akademis yang luar biasa, dengan otak yang cemerlang, tetapi ternyata sangat takut mengambil keputusan, sangat takut untuk bertanggung jawab. Selalu berpikir bagaimana menjagai dirinya. Begitu sesuatu terjadi, maka ia langsung membuat kuda-kuda dan argumen-argumen yang mengamankan dirinya bahwa dirinya benar, dia pandai, dia tahu semuanya, dia jagai semuanya dengan sangat rapi, dia tidak bersalah. Pada kenyataannya orang-orang seperti ini justru secara umum dalam kehidupan di masyarakat tidak berhasil karena orang menganggapnya kurang memiliki tanggung jawab. Karena itu, siapkan masa depanmu untuk sukses dan berhasil dengan memiliki dan mengembangkan karakter bertanggung jawab.
Beberapa belas tahun yang lalu kami pergi bersama rombongan ke Aceh, untuk melakukan kegiatan sosial di sana. Pada waktu itu Aceh sedang bertikai dengan pasukan GAM. Ketika kami bersama rombongan dengan beberapa mobil beriringan memasuki perbatasan yang cukup rawan. Kami semua diminta turun lalu disuruh menunjukkan KTP dan mobil diperiksa dengan ketat, maka penjaga mulai bertanya,”Siapakah pemimpin rombongannya?” Saya mulai melihat gelagat yang unik. Sesama teman kami saling menunjuk. Pada saat itulah saya maju ke depan dan berkata,”Saya pemimpinnya. Saya ketua rombongannya.” Kemudian saya diminta masuk ke dalam ruangan kantor pos penjagaan untuk diwawancarai atau diinterogasi cukup lama, sementara yang lain menunggu di luar sambil ngobrol atau duduk-duduk di bawah pohon. Kira-kira 30 menit kemudian saya diminta meninggalkan KTP dan dipersilahkan melanjutkan perjalanan dengan pesan agar kami berhati-hati.
Hal semacam itu sering saya lakukan ketika berada di lapangan melakukan kegiatan sosial atau kegiatan lainnya, sehingga dengan sendirinya membuat teman-teman atau orang-orang mengangkat saya sebagai pemimpin. Dan saya mau katakan bahwa pemimpin bisa muncul di lapangan. Pemimpin itu muncul dimana orang-orang membutuhkan kepemimpinan seseorang. Wujud dari seorang pemimpin adalah berani memimpin, berani bertanggung jawab. Tanpa sadar ketika hidup ini berjalan, tanpa sadar orang melihat, menilai dan mereka mengangkat kita sebagai pemimpin. Karena itu saya punya pesan sederhana, kalau anda ingin sukses, mau menjadi pemimpin, ambilah tanggung jawab dan beranilah untuk bertanggung jawab.
Beberapa waktu yang lalu saya reuni dengan sesama alumni di IPB, karena saya dulu kuliah di IPB. Cukup menarik mengamati mereka dalam reuni itu, siapa saja yang sekarang ini berhasil menduduki posisi-posisi yang bagus entah itu di perusahaan, di yayasan, di partai atau di lembaga lainnya. Maka mereka yang berhasil adalah mereka yang dulu aktif dalam kegiatan-kegiatan di kampus, seperti Menwa, HMI, Persekutuan Kampus, kegiatan sosial atau olahraga lainnya. Siapa yang berhasil ternyata bukan mereka yang IP-nya tinggi, nilainya bagus secara akademis, tetapi mereka yang sejak muda sudah terbiasa bergaul dan memimpin. Terbiasa dalam kegiatan-kegiatan seperti itu membuat jiwa kepemimpinan itu tumbuh. Jiwa bertanggung jawab itu tumbuh. Dan itu ternyata lebih dipakai dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang pekerjaan.
Banyak orang-orang yang pandai dengan nilai-nilai akademis yang luar biasa, dengan otak yang cemerlang, tetapi ternyata sangat takut mengambil keputusan, sangat takut untuk bertanggung jawab. Selalu berpikir bagaimana menjagai dirinya. Begitu sesuatu terjadi, maka ia langsung membuat kuda-kuda dan argumen-argumen yang mengamankan dirinya bahwa dirinya benar, dia pandai, dia tahu semuanya, dia jagai semuanya dengan sangat rapi, dia tidak bersalah. Pada kenyataannya orang-orang seperti ini justru secara umum dalam kehidupan di masyarakat tidak berhasil karena orang menganggapnya kurang memiliki tanggung jawab. Karena itu, siapkan masa depanmu untuk sukses dan berhasil dengan memiliki dan mengembangkan karakter bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar