Untuk info seminar dan mengundang sebagai pembicara seminar hubungi 021-7364885 atau via email: jarotwj@yahoo.com

Sabtu, 12 Februari 2011

SPANYOL : KEKUATAN TIM

Jerman adalah langganan juara dalam sepak bola, karena mereka memiliki keutamaan-keutamaan dasar sepak bola yang tradisional seperti, mentalitas yang kuat, disiplin yang tinggi, pantang menyerah. Belum lagi mereka terkenal memiliki fisik yang kuat. Namun Euro 2008 ternyata membuktikan bahwa semuanya itu tidak cukup ketika menghadapi perlawanan tim Spanyol yang bermain dengan begitu modern, dengan itelijensi dan tehnik yang tinggi. Belum lagi Spanyol menunjukkan sepak bola bukan permainan individu tetapi permainan tim.

Memang Spanyol telah meninggalkan gaya permainan matadornya yang individual dan beralih ke permainan yang mengandalkan kekompakan tim. Perubahan ini terkait dengan sejarah sport di spanyol sendiri. Di bawah diktator Franco individualisme sangatlah dipentingkan. Tidak heran bila dalam kurun selanjutnya Spanyol berjaya dalam olahraga individual, seperti tennis, formula-1 dan balap sepeda. Belakangan ini Spanyol juga berjaya dalam olah raga beregu, seperti bola tangan, basket dan hoki. Perubahan itu terjadi sebagai akibat dari sebuah modernisasi masyarakat, kata pelatih basket Spanyol, Epo Hernandez. Perubahan itu juga merambat ke sepak bola.

Tim Spanyol di bawah Louis Aragonez jelas memperlihatkan sepak bola modern hanya bisa dimainkan dalam kebersamaan. Pengabdian kepada tim inilah yang membuat tim sepak bola Spanyol menjadi indah. Mereka bermain dengan pasing pendek dan jeli. Tempo permainan juga berubah-ubah, cepat, lambat dan kemudian menjadi cepat lagi. Mereka seakan memainkan sepak bola biasa yang lambat tapi indah, sekaligus memadukannya dengan kecepatan yang dituntut sepak bola modern.

Sergio Ramos dan kawan-kawannya bermain tegas dan lugas, tetapi tidak ada kesan kekerasan, militerisme dalam setiap gerak mereka. Malahan mereka menampakkan suatu romantisme sepak bola yang indah. Betapa eloknya pasing Xafi dalam setiap permainannya. Dengan gaya permainan Spanyol yang demikian, maka Jerman yang mengandalkan gaya permainan sepakbola klasik, dibuat kalang kabut.

Sepak bola adalah cermin dinamika masyarakat. Dari sepak bola Spanyol kita bisa menarik pelajaran untuk kehidupan bermasyarakat kita. Kita bisa belajar berhikmat dan bijaksana dari kemenangan Spanyol kali ini. Dalam kehidupan modern saat ini, tidak cukup bila kita berpegang pada gaya lama yang berasal dari nilai-nilai klasik dan tradisional kita. Kita masih harus terus mencari intelijensi, trik, tehnik dan taktik baru yang mungkin tidak ada sambungannya sama sekali dengan keutamaan dan nilai-nilai lama kita. Dan itu harus kita cari bukan secara individual tapi dalam kebersamaan. Hanya dengan cara demikian, kita akan menjadi Spanyol modern yang bisa menggulingkan raksasa tradisional Jerman.

Mari kita ambil hikmat dari kisah ini. Bahwa ini tidak hanya berlaku dalam permainan sepak bola, tetapi juga dalam bisnis, dalam sosial, atau politik. Kita tidak bisa menggunakan kekuatan, arogansi, pengalaman lama, budaya lama yang sebenarnya sudah menjadi kejenuhan bagi masyarakat. Kita perlu menjadi lugas tanpa kekerasan. Romantisme politik, bukan kekerasan politik. Romantisme olah raga dan bukan kekerasan olah raga. Dengan menekankan pada prinsip-prinsip humanisme, pluralisme, kebersamaan, kekuatan tim, bukan individu. Bukan saatnya lagi bergaya ala Rambo, tetapi gaya tim. Itulah yang harusnya ditunjukkan bukan hanya dalam persebak-bolaan, tetapi juga dalam bisnis, marketing, dalam membangun jaringan. Orang-orang yang sukses adalah orang yang memiliki tim yang kuat. Karena itu mari kita menjadi bijaksan dengan membangun sebuah tim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar