Orang bijak adalah orang yang tidak lekas marah. Sebagai orang bijak, maka cepat atau lambat ia akan meraih sukses. Saya akan menyampaikan sebuah ilustrasi ini.
Ada seorang pengusaha yang punya usaha banyak, pabrik banyak, kantor banyak. Ia juga punya banyak pegawai. Saking banyaknya ia tentu tidak bisa menghafal satu persatu nama pegawainya.
Suatu hari ia mengunjungi salah satu kantornya dan melihat karyawannya sibuk bekerja dengan rajin. Tetapi ia melihat ada seorang pemuda yang berdiri bersandar di tembok dengan santai.
Maka dengan segera ia marah dan memanggil pemuda itu,”Hai anak muda pemalas! Berapa gajimu satu minggu?”
Pemuda itu menyebut satu angka. Lalu Si Boss membuka dompetnya, mengambil uang empat kali lipat dari jumlah yang disebut pemuda itu. “Ini gajimu empat minggu, ambil dan jangan pernah datang lagi ke kantor ini!”
Si pemuda menerima uang tersebut lalu pergi dengan ketakutan juga kebingungan. Suasana jadi hening. Semua pegawai dalam ruangan itu diam dan serba kikuk. Sekretaris menundukkan kepalanya dan tidak berani berkata apa-apa. Lalu si boss memanggil sekretarisnya dan bertanya,”Siapa anak muda tadi dan dari divisi mana ia bekerja?”
Dengan ketakutan sekretaris menjawab,”Pak, anak muda tadi bukan pegawai kita. Ia pengantar pizza yang mengantar pesanan bapak. Saya menyuruhnya buru-buru, makanya tidak memakai seragamnya.”
Wah, si boss sudah keburu marah. Karena marah ia pusing. Bahkan kehilangan uang juga. Karena itu apa yang bisa kita tarik pelajaran dari ilustrasi ini. Jangan buru-buru marah! Sebab marah bukan saja bisa menyebabkan kerugian dan hal finansial, tetapi juga kerugian dalam hal kesehatan.
Ketika orang marah, maka dalam tubuhnya mengeluarkan beberapa hormon seperti kortisol dan adrenalin. Adrenalin adalah hormon yang berfungsi memicu kerja jantung. Hormon ini memang dibutuhkan bila keluarnya teratur. Tetapi ketika marah maka ia keluar dengan tidak teratur, dan jantung berdetak tidak teratur, maka itu menjadi berbahaya. Sedangkan kortisol adalah hormon yang keluar saat orang marah dan hormon ini menekan kinerja hormon IGE, yaitu hormon imunitas. Jadi kalau orang suka marah-marah, bisa datang beberapa penyakit. Karena itu, tidak ada gunanya kita cepat-cepat marah. Marahlah dalam rangka mendidik.
Demikian juga dalam keluarga. Boleh saja suami marah dengan istri. Istri marah dengan suami. Orang tua marah dengan anak dalam rangka mendidik. Karena dalam mendidik sekali-sekali kita juga butuh marah. Jadi marahnya dalam rangka untuk mendidik. Lalu, apa bedanya? Marah untuk mendidik, maka marah itu terkontrol sesuai dengan tujuannya. Tujuan marah adalah untuk menyatakan kesalahan. Jadi kalau anak sudah menyadari kesalahannya, kita berhenti marah. Artinya tujuan marah sudah tercapai. Marah yang salah adalah marah yang tidak terkontrol. Anak sudah sadar kesalahannya, tetapi orang tua belum berhenti marah. Marah yang seperti ini bukan hanya membuat orang tua gelisah, pusing, tetapi juga membuat anak tidak nyaman, kesal dan bahkan bisa menyimpan dendam.
Oleh sebab itu, marilah kita menjadi orang yang berhikmat, orang bijak. Orang yang bijak adalah orang yang bisa mengendalikan emosinya dan tidak mudah marah.
Ada seorang pengusaha yang punya usaha banyak, pabrik banyak, kantor banyak. Ia juga punya banyak pegawai. Saking banyaknya ia tentu tidak bisa menghafal satu persatu nama pegawainya.
Suatu hari ia mengunjungi salah satu kantornya dan melihat karyawannya sibuk bekerja dengan rajin. Tetapi ia melihat ada seorang pemuda yang berdiri bersandar di tembok dengan santai.
Maka dengan segera ia marah dan memanggil pemuda itu,”Hai anak muda pemalas! Berapa gajimu satu minggu?”
Pemuda itu menyebut satu angka. Lalu Si Boss membuka dompetnya, mengambil uang empat kali lipat dari jumlah yang disebut pemuda itu. “Ini gajimu empat minggu, ambil dan jangan pernah datang lagi ke kantor ini!”
Si pemuda menerima uang tersebut lalu pergi dengan ketakutan juga kebingungan. Suasana jadi hening. Semua pegawai dalam ruangan itu diam dan serba kikuk. Sekretaris menundukkan kepalanya dan tidak berani berkata apa-apa. Lalu si boss memanggil sekretarisnya dan bertanya,”Siapa anak muda tadi dan dari divisi mana ia bekerja?”
Dengan ketakutan sekretaris menjawab,”Pak, anak muda tadi bukan pegawai kita. Ia pengantar pizza yang mengantar pesanan bapak. Saya menyuruhnya buru-buru, makanya tidak memakai seragamnya.”
Wah, si boss sudah keburu marah. Karena marah ia pusing. Bahkan kehilangan uang juga. Karena itu apa yang bisa kita tarik pelajaran dari ilustrasi ini. Jangan buru-buru marah! Sebab marah bukan saja bisa menyebabkan kerugian dan hal finansial, tetapi juga kerugian dalam hal kesehatan.
Ketika orang marah, maka dalam tubuhnya mengeluarkan beberapa hormon seperti kortisol dan adrenalin. Adrenalin adalah hormon yang berfungsi memicu kerja jantung. Hormon ini memang dibutuhkan bila keluarnya teratur. Tetapi ketika marah maka ia keluar dengan tidak teratur, dan jantung berdetak tidak teratur, maka itu menjadi berbahaya. Sedangkan kortisol adalah hormon yang keluar saat orang marah dan hormon ini menekan kinerja hormon IGE, yaitu hormon imunitas. Jadi kalau orang suka marah-marah, bisa datang beberapa penyakit. Karena itu, tidak ada gunanya kita cepat-cepat marah. Marahlah dalam rangka mendidik.
Demikian juga dalam keluarga. Boleh saja suami marah dengan istri. Istri marah dengan suami. Orang tua marah dengan anak dalam rangka mendidik. Karena dalam mendidik sekali-sekali kita juga butuh marah. Jadi marahnya dalam rangka untuk mendidik. Lalu, apa bedanya? Marah untuk mendidik, maka marah itu terkontrol sesuai dengan tujuannya. Tujuan marah adalah untuk menyatakan kesalahan. Jadi kalau anak sudah menyadari kesalahannya, kita berhenti marah. Artinya tujuan marah sudah tercapai. Marah yang salah adalah marah yang tidak terkontrol. Anak sudah sadar kesalahannya, tetapi orang tua belum berhenti marah. Marah yang seperti ini bukan hanya membuat orang tua gelisah, pusing, tetapi juga membuat anak tidak nyaman, kesal dan bahkan bisa menyimpan dendam.
Oleh sebab itu, marilah kita menjadi orang yang berhikmat, orang bijak. Orang yang bijak adalah orang yang bisa mengendalikan emosinya dan tidak mudah marah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar