Untuk info seminar dan mengundang sebagai pembicara seminar hubungi 021-7364885 atau via email: jarotwj@yahoo.com

Minggu, 24 Oktober 2010

KISAH PENEBANG POHON

Suatu saat ada penelitian yang dilakukan oleh seorang psikolog tentang kepuasan kerja. Ia memanggil beberapa penebang pohon dan menawarkan gaji dua kali lipat dari biasanya mereka terima. Tugas mereka sangat mirip dengan pekerjaan yang biasanya, yaitu mengayunkan kapak ke pohon, hanya saja mereka diminta mengayunkan kapak dengan bagian yang tumpul seolah-olah sedang menebang pohon. Dengan jam kerja yang sama, jam 8 pagi sampai jam 5 sore, jam 12-13 siang istirahat makan. Dalam satu minggu mereka akan dibayar dua kali lipat. Beberapa penebang pohon menerima tawaran itu. Cukup menarik dengan bayaran dua kali lipat. Apa salahnya dicoba.

Esoknya mereka mulai bekerja seperti para penebang pohon yang lain, hanya bedanya mereka mengayunka kapak dengan bagian yang tumpul. Maka yang terjadi kemudian, saat beberapa orang melintas dan melihat hal itu, mereka berkomentar. “Hai bodoh, apa yang sedang kamu lakukan?” Mereka menjawab,”Itu bukan urusanmu, kami sedang bekerja.” Beberapa orang yang lain berkata,”Mereka gila, pohon dipukuli.” Mereka tidak tahan dengan komentar-komentar seperti itu, tetapi mereka butuh uang. Maka esoknya, mereka masuk ke bagian hutan yang lebih dalam lagi, supaya tidak banyak dilihat orang, lalu memukul-mukul pohon dengan bagian belakang kapak, sebab kalau tidak, maka kontrak mereka dibatalkan dan mereka tidak mendapatkan uang.

Setelah dua minggu penelitian itu berlangsung, masih ada beberapa orang yang mau melakukan itu. Tetapi beberapa yang lain mulai mengundurkan diri karena tidak tahan oleh komentar orang-orang yang melihat mereka. Dan setelah lima minggu, maka tidak ada lagi yang tersisa dari kelompok itu. Kalau merekrut orang baru, mungkin ada yang mau, tetapi kelompok itu sudah tidak ada yang mau melanjutkan pekerjaan itu.

Kemudian mereka ditanya,”Mengapa mengundurkan diri, padahal dibayar dua kali lipat.” Para penebang pohon itu pun menjawab,”Kami ini manusia, bukan mesin. Kami bekerja bukan hanya untuk uang, tetapi juga untuk kepuasan. Saat kami mengayunkan kapak dengan bagian runcing mengenai pohon, lalu ada serpihan kayu yang terlempar, maka itulah kepuasan kami. Mungkin serpihan kayu itu mengenai kami, tetapi kami bangga karena kami membuat perubahan. Dan kepuasan tertinggi saat pohon yang kami tebang roboh. Suara pohon tumbang dan gemerisik daun dan ranting seolah sorak-sorai kemenangan yang menggairahkan kami. Tetapi kalau kami hanya pura-pura menebang pohon, memukul-mukul pohon dengan bagian kapak yang tumpul, maka kepuasan itu tidak kami rasakan.”

Ini menunjukkan bahwa memang semua orang bekerja tidak hanya untuk uang, tetapi harus mendapatkan kepuasan. Bila Anda sukses, maka Anda harus memiliki filosofi bahwa bekerja tidak hanya untuk uang, teapi juga untuk sebuah kepuasan bathin. Manusia bukanlah mesin, kita bekerja memang butuh uang untuk hidup, tetapi kita hidup juga butuh kepuasan bathin. Temukan kepuasan batin itu untuk setiap pekerjaanmu. Kepuasan batin yang engkau temukan dalam pekerjaanmu akan membuatmu ulet, gigih, tidak mudah menyerah, dan pasti pada waktunya akan mengasilkan keberhasilan yang lebih besar lagi.

INSPIRASI SUKSES - 2

INSPIRASI SUKSES - 1

PUJIAN YANG WAJAR

Seorang yang sukses haruslah membuat orang lain sukses. Orang yang sukses adalah orang yang bisa membuat orang lain sukses. Seorang bapak yang bisa mebuat anak-anaknya sukses, maka dia adalah seorang bapak yang sukses. Seorang pemimpin yang bisa membuat anak buahnya sukses, tentu dia juga pemimpin yang sukses. Pemimpin, owner atau direksi yang sukses adalah yang bisa membuat para manajer atau para salesnya sukses.

Bagaimana cara membuat orang lain sukses itu penting. Dan ada tips untuk hal itu. Berikan pujian atau reward yang sewajarnya. Salah satu cara yang paling baik dalam memberikan dorongan kepada orang lain adalah dengan memberikan pengakuan atau pujian yang sepatutnya. Suatu kesalahan yang paling lazim dari para pemimpin adalah kegagalan dalam memberikan pengakuan dan penghargaan kepada orang lain.

Sebagai contoh JC Seatle melakukan analisa kepada pekerja di Amerika dan menemukan bahwa penyebab ketidak-puasan nomor satu di kalangan karyawan adalah kelalaian atasan dalam memberikan penghargaan kepada mereka.

Pujian pada tempatnya dan sepatutnya akan meningkatkan citra diri seseorang. Banyak orang yang tidak yakin akan kemampuan mereka. Saat ada orang lain yang menyatakan pujian dalam bidang tertentu, maka ia terdorong untuk melakukan bidang itu dengan lebih baik lagi. Banyak orang memiliki kemampuan, tetapi ia ragu-ragu dengan kemampuannya.

Saya pernah betemu dengan seseorang di Bandung yang memilki pengajaran-pengajaran bagus sekali, tetapi baru menulis dua buku. Saya sendiri sudah menulis buku lebih dari 25 judul dan telah dijual di berbagai toko buku dan counter gereja. Saya heran mengapa dia hanya menulis 2 buku, padahal menurut saya pengajarannya jauh lebih baik daripada saya. Lalu saya tanya bagaimana dia menulis buku. Ia berkata, mulanya ia ragu-ragu dalam menulis bukunya. Jangan-jangan pengajarannya tidak bagus, tidak bermutu. Karena saat dia akan menulis buku, justru orang-orang terdekatnya, istrinya dan anak-anaknya, yang menurunkan motivasinya. “Kamu mau menulis buku, apa ada yang baca. Apa ada yang beli”. Itulah perkataan istri, anak atau orang terdekat yang sering menghentikan langkah maju seseorang.

Tetapi suatu hari, ia mengunjungi sebuah pertemuan dan ia menyampaikan ceramah. Kebetulan di situ hadir seorang yang memiliki usaha penerbitan yang selesai acara menghampirinya dan berkata,”Wah, ceramah bapak luar biasa, kalau bapak mau menulis buku, saya mau menerbitkannya.” Pujian itu membuatnya terdorong untuk menulis buku, dan akhirnya bukunya diterbitkan, dan ternyata laku dijual. Maka ia menulis bukunya yang kedua. Saya yakin ia akan menulis buku-buku selanjutnya.

Ketika orang menerima buku saya yang pertama tahun 1998-1999, saya hanya menulis buku tipis setebal 40 halaman. Saya membagikannya dengan cuma-cuma. Dan orang-orang yang menerima dan membacanya mengucapkan terima kasih dan memberikan pujian kepada saya. Itu mendorong saya dan meyakinkan saya, bahwa saya bisa menulis. Sekarang saya menikmatinya. Saya menulis banyak buku dan dibeli oleh banyak orang. Tetapi awalnya, ada orang-orang di sekitar saya yang mendorong saya, mengakui saya dan memuji saya dalam ukuran yang wajar.

Berikan pujian yang sewajarnya kepada orang-orang di sekitarmu. Itu akan berarti bagi mereka dan membuat mereka sukses, dan Anda pun sukses.

TIDAK MUDAH TRAUMA

Untuk sukses seseorang perlu memiliki drive yang kuat, semangat yang menyala-nyala, berfikir positif dan tidak mudah menyerah dan trauma dengan peristiwa-peristiwa gagal yang mungkin pernah terjadi dalam hidupnya. Semua orang pasti pernah mengalami peristiwa gagal. Adakah di antara saudara yang tidak pernah gagal, mencari alamat jalan tidak pernah tersesat, makan tidak pernah tersedak, ujian selalumendapat nilai 100, pacaran tidak pernah putus dan langsung menikah? Saya yakin di seluruh muka bumi ini tidak ada orang yang tidak pernah gagal dalam hidupnya. Namun banyak orang yang tidak bereaksi secara wajar terhadap kegagalan yang pernah dia alami.

Saya utarakan ilustrasi ini. “Seekor kucing yang pernah duduk di atas sebuah tungku yang panas, tidak akan pernah lagi duduk di atas tungku yang panas tadi.” Demikian kata, Mark Twain, seorang ahli motivasi. Ia melanjutkan,”Dan kucing itu pun tidak akan pernah duduk di atas tungku lain yang dingin.” Kenapa? Rupanya kucing itu trauma. Tetapi tidak sedikit manusia yang juga seperti kucing itu. Ia melakukan kegagalan dalam satu bidang, maka ia tidak pernah mau lagi melakukan hal yang sama. Ia berketetapan untuk tidak mencoba lagi, atau tidak berusaha lagi di bidang itu. Padahal ia tidak tahu, barangkali saat ia mengalami kegagalan itu “tungkunya” sedang panas padahal sekarang “tungkunya” sudah dingin. Tetapi tetap saja ia tidak berani mencoba.

Untuk berhasil orang butuh ahli, butuh hati-hati, butuh bijaksana, butuh tahu dengan detail. Untuk bisa semua itu, kita butuh beberapa kali gagal sebelum berhasil. Misalnya orang yang bergerak di bidang usaha retail, ia gagal satu kali, coba lagi, dua kali gagal coba lagi, tiga kali gagal coba lagi. Maka dengan tiga kali gagal itu, ia akan lebih tahu dan berpengalaman. Ia tahu apa yang laku dan tidak laku, ia tahu apa yang disukai konsumen dan tidak, ia tahu warna yang disukai, bentuk seperti apa dan harganya bagaimana. Pengalaman tiga kali gagal itu mahal, semahal nilai kerugiannya. Dia tinggal melanjutnya. Mungkin akan terjadi satu atau dua kali gagal lagi, baru dia akan berhasil. Tetapi bila memutuskan untuk berhenti dan mengambil bidang yang lain, mungkin harus mengalami pengalaman gagal beberapa kali lagi. Dan kalau itu membuat ia tidak pernah mencoba sekali lagi, maka ia tidak akan pernah gagal lagi, tetapi juga ia tidak akan pernah berhasil.

Jadi, bagaimana agar hidup bisa sukses? Jangan pernah takut gagal. Jangan takut mencoba. Keberhasilan adalah bagian atau tidak bisa dipisahkan dari beberapa peristiwa gagal. Untuk berhasil, butuh beberapa kali gagal. Gagal adalah hal yang biasa. Hanya pecundang yang takut gagal. Tetapi bagi seorang pemenang, kegagalan adalah hal yang biasa. Tokh, nanti akan berhasil. Seorang pemenang juga tidak perlu menyembunyikan kisah-kisah gagalnya dan menganggap itu membuat reputasinya turun. Karena seorang pemenang yang akhirnya menang justru bisa membanggakan beberapa peristiwa gagalnya. Seorang pengecut menyembunyikan kegagalannya. Ia takut kegagalannya diketahui orang lain. Kalau Anda mau sukses, jangan takut gagal, jangan takut mencoba. Bila Anda berani gagal, berani mencoba, maka Anda sudah berada di jalan raya menuju sukses.

BUKAN KELEDAI

Suatu ketika, saya punya rencana ingin membuka toko. Dan ketika saya akan memuka toko, maka ada teman yang berkata, “Jarot, kamu bukan orang yang sukses dalam bisnis toko. Dulu kamu pernah membuka outlet di beberapa departemen store, lalu tutup. Untuk trading kamu memang bagus karena kamu punya sahabat banyak, pandai bergaul, jaringan luas. Mau cari supplyer apa saja, di kota mana saja, kamu punya banyak teman dan kenalan. Untuk trading kamu sukses, tapi untuk retail, itu bukan bagian kamu.”

Tapi saya tetap nekat dan akan mencoba lagi. Lalu teman saya yang lain berkata,”Kamu tuh sudah gagal kok tetap mau mencoba lagi.” Dia juga berkata,”Jarot, keledai saja tidak jatuh pada lubang yang sama dua kali.”

Lalu saya menjawab,”Memang, keledai tidak jatuh pada lubang yang sama dua kali. Tapi saya bukan keledai. Jadi jatuh di lubang yang sama dua kali, tidak apa-apa. Karena keledai itu tidak pernah membaca kisah-kisah orang sukses, bahwa banyak orang sukses itu setelah jatuh lebih dari dua kali. Seperti Mahatir Muhammad, mantan perdana menteri Malaysia pernah gagal lebih dari dua kali dalam bidang politik. Atau Abraham Lincoln yang berkali-kali gagal dalam hidupnya tetapi akhirnya sukses, bisa menjadi presiden Amerika. Atau keledai tidak pernah membaca kisah-kisah orang sukses, mereka juga pernah gagal.”

Yang paling sederhana saja, dalam hal pernikahan. Saya pernah mengadakan survey sederhana. Dalam hal berhasil menikah ini, saya pernah melakukan survey sederhana. Saya sudah bertanya kepada ribuan pasangan, bahkan dari setiap seminar yang saya adakan kalau dikumpulkan jumlahnya lebih dari sepuluh ribu pasangan. Setiap kali saya seminar couples, saya bertanya siapa belum menikah dan siapa belum. Lalu untuk pasangan yang sudah menikah saya bertanya, siapa yang suaminya atau istrinya adalah pacarnya yang pertama. Jawaban yang terkumpul tidak lebih dari 5% pasangan yang menikah sekarang ini, suaminya atau istrinya adalah pacar pertamanya. Ada pacar yang ketiga, kelima, ketujuh, dan sebagainya.

Apa artinya? Saya katakan kepada semua yang belum menikah, lihat mereka yang berhasil menikah, semuanya pernah gagal dalam berpacaran. Orang yang berhasil bisnis, dagang pernah gagal usaha. Orang yang berhasil bidang politik, juga pernah gagal dalam bidang politik. Dan cukup banyak yang gagal lebih dari dua kali. Jadi, kalau ada yang berkata, keledai saja tidak jatuh pada lubang yang sama lebih dari dua kali, maka saya mau katakan, bahwa saya bukan keledai. Keledai tiak pernah membaca kisah orang sukses, bahwa mereka pernah gagal lebih dari dua kali. Dan saya mau katakan: Jangan takut gagal. Karena gagal itu hal yang biasa.

Peter F. Ruker, bapak manajemen modern mengatakan bahwa semakin baik seseorang maka semakin banyak kesalahan yang ia buat, karena semakin banyak hal-hal yang ia coba. Saya tidak akan memberikan jabatan puncak kepada seseorang yang tidak berani melakukan kesalahan, karena kalau orang tidak berani melakukan kesalahan, pastilah dia orang yang biasa saja.

TIDAK MUDAH MARAH


Orang bijak adalah orang yang tidak lekas marah. Sebagai orang bijak, maka cepat atau lambat ia akan meraih sukses. Saya akan menyampaikan sebuah ilustrasi ini.

Ada seorang pengusaha yang punya usaha banyak, pabrik banyak, kantor banyak. Ia juga punya banyak pegawai. Saking banyaknya ia tentu tidak bisa menghafal satu persatu nama pegawainya.

Suatu hari ia mengunjungi salah satu kantornya dan melihat karyawannya sibuk bekerja dengan rajin. Tetapi ia melihat ada seorang pemuda yang berdiri bersandar di tembok dengan santai.

Maka dengan segera ia marah dan memanggil pemuda itu,”Hai anak muda pemalas! Berapa gajimu satu minggu?”

Pemuda itu menyebut satu angka. Lalu Si Boss membuka dompetnya, mengambil uang empat kali lipat dari jumlah yang disebut pemuda itu. “Ini gajimu empat minggu, ambil dan jangan pernah datang lagi ke kantor ini!”

Si pemuda menerima uang tersebut lalu pergi dengan ketakutan juga kebingungan. Suasana jadi hening. Semua pegawai dalam ruangan itu diam dan serba kikuk. Sekretaris menundukkan kepalanya dan tidak berani berkata apa-apa. Lalu si boss memanggil sekretarisnya dan bertanya,”Siapa anak muda tadi dan dari divisi mana ia bekerja?”

Dengan ketakutan sekretaris menjawab,”Pak, anak muda tadi bukan pegawai kita. Ia pengantar pizza yang mengantar pesanan bapak. Saya menyuruhnya buru-buru, makanya tidak memakai seragamnya.”

Wah, si boss sudah keburu marah. Karena marah ia pusing. Bahkan kehilangan uang juga. Karena itu apa yang bisa kita tarik pelajaran dari ilustrasi ini. Jangan buru-buru marah! Sebab marah bukan saja bisa menyebabkan kerugian dan hal finansial, tetapi juga kerugian dalam hal kesehatan.

Ketika orang marah, maka dalam tubuhnya mengeluarkan beberapa hormon seperti kortisol dan adrenalin. Adrenalin adalah hormon yang berfungsi memicu kerja jantung. Hormon ini memang dibutuhkan bila keluarnya teratur. Tetapi ketika marah maka ia keluar dengan tidak teratur, dan jantung berdetak tidak teratur, maka itu menjadi berbahaya. Sedangkan kortisol adalah hormon yang keluar saat orang marah dan hormon ini menekan kinerja hormon IGE, yaitu hormon imunitas. Jadi kalau orang suka marah-marah, bisa datang beberapa penyakit. Karena itu, tidak ada gunanya kita cepat-cepat marah. Marahlah dalam rangka mendidik.

Demikian juga dalam keluarga. Boleh saja suami marah dengan istri. Istri marah dengan suami. Orang tua marah dengan anak dalam rangka mendidik. Karena dalam mendidik sekali-sekali kita juga butuh marah. Jadi marahnya dalam rangka untuk mendidik. Lalu, apa bedanya? Marah untuk mendidik, maka marah itu terkontrol sesuai dengan tujuannya. Tujuan marah adalah untuk menyatakan kesalahan. Jadi kalau anak sudah menyadari kesalahannya, kita berhenti marah. Artinya tujuan marah sudah tercapai. Marah yang salah adalah marah yang tidak terkontrol. Anak sudah sadar kesalahannya, tetapi orang tua belum berhenti marah. Marah yang seperti ini bukan hanya membuat orang tua gelisah, pusing, tetapi juga membuat anak tidak nyaman, kesal dan bahkan bisa menyimpan dendam.

Oleh sebab itu, marilah kita menjadi orang yang berhikmat, orang bijak. Orang yang bijak adalah orang yang bisa mengendalikan emosinya dan tidak mudah marah.